Headlines News :
Home » , , , , » Seruan Menyikapi Perang Saudara di Kwamki Lama

Seruan Menyikapi Perang Saudara di Kwamki Lama

Written By suaragolgota on Sabtu, 05 Mei 2018 | Mei 05, 2018



Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua atau lebih kelompok manusia. Dan dalam perang ini juga akan menimbulkan pembunuhan.


Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Pembunuhan biasanya dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya kepentingan,  politik,  kecemburuan,  dendam, membela diri, dan sebagainya.

Peperangan, pertikaian dan pembunuhan yang sedang berlangsung di Kwamki Narama, Timika-Papua ini adalah timbul tenggelam dari tahun ke tahun. Perang suku bukan sebuah jalan positif untuk selesaikan masalah. Malah dengan perang akan melahirkan masalah dan soal baru.

Perang suku tidak dibenarkan dengan alasan adat dan budaya Papua, Perang Suku adalah salah satu kerja dan program setan yang di dukung oleh orang-orang yang terlibat dalam perang itu. Perang Suku juga adalah salah satu program pemusnahan etnis dan suku.

Dalam perang suku ini juga orang akan baku bunuh membunuh dan mencabut nyawa seseorang sementara hak untuk mencabut nyawa manusia adalah Tuhan Allah sendiri. Dan Tuhan Allah juga tidak kasih mandat kepada siapapun dalam dunia ini untuk mencabut nyawa seseorang.

Tidak dibenarkan stigma perang ini adalah adat dan budaya orang gunung. Dengan bahasa itu masyarakat baku bunuh, mengikuti hukum suku, seakan-akan suku-suku yang biasa hidup dalam dunia perang ini hidup di negara sendiri yang nama Negara Konfederasi Republik Indonesia yang berbentuk “Kesukuan dan adat istiadat,” sementara negara ini Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbentuk “Kesatuan dari berbagai suku” sebenarnya dalam bingkai negara kesatuan harus tegakkan hukum positif bukan lagi hukum baku bunuh membunuh, baku balas membalas. Aparat keamanan tidak biasa tegakkan aturan Negara tentang Kriminal malah memupuk dan membiarkan kasus kriminal dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ini terus berlanjut dalam masyarakat. Di mata mereka (Keamanan) baku serang menyerang, baku bertikai, baku panah memanah, baku bunuh membunuh. Aparat keamanan hanya nonton tidak menjadi wasit tetapi Sporter yang terbaik dalam perang suku di Timika. Kalau suku-suku lain dari jawa, makasar bukan dari orang Papua cepat mereka meredam situasi. Ada apa di balik ini! Itu artinya orang lain tidak bisa mengatur kita, orang lain hanya ber-senang-senang dan bersukaria dalam pertikaian ini, orang lain akan mencari keuntungan dalam kesusahan kita.

Untuk itu warga Masyarakat SADAR, SADAR, SADAR diri dalam hal baku bunuh dan membunuh ini, SADAR diri bahwa mencabut nyawa seseorang adalah hak-Nya, Tuhan bukan haknya manusia.

Sebagai warga Gereja SADAR diri! Memiliki kasih Allah, Undang Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat anda, serahkan diri sepenuhnya kepada Pimpinan Roh Kudus sehingga Roh Allah membuka mata rohani kita untuk mengerti apa maksud Tuhan dalam Firman Tuhan.

Kita SADAR diri ikan Paus besar yang dilaut sana memakan kita, Ikan Puri kecil yang dalam kolam, ikan puri kecil dalam kolam juga baku makan ramai artinya orang pendatang baik lewat kepentingan Koloniasme dan Kapitalisme mereka bunuh kita, kita juga baku bunuh dan membunuh ramai dalam diri kita keluarga, bapa bunuh anak, anak bunuh mama, kakak bunuh adik, marga bunuh satu marga, suku makan suku demi mensukseskan kepentingan Koloniasme dan Kapitalime global, kepentingan orang-orang tertentu, kepentingan ekonomi, politik, dan social hanya bagi mereka yang punya kepentingan.

Umat Tuhan juga sadar siapa yang bermain music baru kita bernyanyi, siapa yang bermain bola Volly baru kita memberi tepuk tangan, siapa yang pasang televisi baru kita nonton, Jangan kita ikut arus dalam setingan orang-orang yang mengorbankan nyawa kita. Karena hidup ini hanya satu kali. Tidak mungkin setelah kita di bunuh kita bertobat. Gunakan kesempatan hidup ini dengan baik! Sadar dan bertobat dari pembunuhan ini.

Dalam perang saudara ini siapa yang rugi, siapa yang menangis, siapa yang berduka, siapa yang beruntung setelah kita perang! Bukan orang lain, kita yang menangis, kitalah yang berduka dan kitalah yang rugi.

Perang yang sedang berlangsung sampai hari ini di Kwamki Narama, Timika-Papua memilih kerugian besar baik itu tempat-tempat kediaman keluarga untuk dihinap oleh keluarga itu menjadi kebakaran dan di rusak sebenarnya di bangun dengan jeri payah mencari uang untuk membangun untuk di hidupi oleh keluarga itu, anak sekolah menjadi tidak sekolah, orang yang mau ibadah tidak beribadah, hidup dalam keadaan ketakutan dan trauma bahkan sampai puluhan nyawa manusia menjadi korban sia-sia.

Dengan melihat semua situasi sosial yang dihadapi Gereja Kemah Injil (KINGMI) di Tanah Papua se-Koordinator Puncak Selatan dewasi ini, seperti wabah kematian yang disebabkan oleh berbagai kekerasan, mulai dari kekerasan keluarga, kekerasan militer, miras, narkoba sampai konflik antar marga dan suku (perang suku) sampai hari ini Koordinator Puncak Selatan sedang mengalami musibah trauma yang hebat dengan situasi Perang Saudara di Kwamki Narama yang menelan puluhan orang yang jatuh korban.

Untuk itulah Sekertariat Keadilan dan Perdamaian Gereja Kemah Injil (KINGMI) Koordinator Puncak Selatan MENYERUHKAN kepada :
1. Kepada tokoh-tokoh perang di Kwamki Narama, dan sekitarnya bahwa segera menghentikan peperangan, perselisihan, dan pembunuhan sia-sia yang sedang terjadi di Kwamki Narama dan sekitarnya karena dalam perang ini tidak ada keuntungan hanya ada korban manusia dan korban material yang meninggalkan luka batin dalam hidup kita.
2.   Kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Kabupaten Mimika, DPRD Kabupaten Mimika segera mencari jalan untuk mencari solusi untuk mendamaikan kedua belah pihak agar masalah perang saudara tidak berkepanjangan. Pemerintah adalah bukan penguasa tetapi harus menerima hati sebagai pelayan. Jangan duduk dikursi sejuk, mondar mandir dari kota ke kota lain tanpa melihat dan memperhatikan rakyat yang sedang bertikai.
3. Kepada Aparat  Keamanan yang sedang menjadi penonton yang setia dalam pertandingan peperangan di Kwamki Narama, segera ambil tindakan penegakkan hukum. Jangan jadi penonton sporter yang setia dalam perang suku setelah  nonton buat laporan palsu bahwa kami sudah kawal perang dengan baik agar dapat di promosi jabatan. Aparat Keamanan juga tidak biasa tegakkan hukum positif. Kita sadar diri dari kelakuan ini dan harus di tegakkan hukum positif.
4.  Kepada seluruh warga Gereja agar berdoa dan berpuasa melawan roh pertikaian, peperangan, dan pembunuhan ini agar Tuhan sadarkan kita.

Demianlah Seruan kami dan perasaan yang menyinggungkan anda dalam seruan ini kami memohon maaf  dan atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih. Tuhan memberkati.
Timika, 14 Maret 2018

Sekertariat Keadilan
dan Perdamaian Koordinator Puncak Selatan
Gereja Kemah Injil (Kingmi) Di Tanah Papua

Ttd

PDT. DESERIUS ADII, S.TH.

Share this post :
 
Support : Website | Jemaat Golgota | Gereja Kingmi
Copyright © 2017. SUARA GOLGOTA - All Rights Reserved
Template Created by Websiteby Bukit Golgota
Proudly powered by --