Pendahuluan
Setiap
tahunnya, Umat Kristen memperingati Hari Kenaikan Yesus Kristus ke
Sorga, dan juga Gereja-gereja di seluruh dunia banyak yang memperingatinya. Di
dunia bakan di Indonesia, hari raya ini dinamakan Hari Raya Kenaikan Isa
Almasih, yang sudah lama diputuskan oleh pemerintah Indonesia untuk dijadikan
Hari Libur Nasional.
Alkitab
mengisahkan bahwa sesudah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri kepada
murid-murid-Nya selama empat puluh hari sebelum Ia terangkat ke sorga (Kis.
1:3). Kronologis kenaikan Yesus ke sorga terjadi sesudah empat puluh hari pasca
kebangkitan-Nya dan sepuluh hari sebelum dicurahkannya Roh Kudus kepada para
rasul di Yerusalem, yang kita kenal dengan hari Pentakosta.
Kisah
tentang Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga bukanlah sebuah kisah fiksi atau
dongeng turun-temurun, melainkan sebuah kisah nyata atau sebuah fakta yang
betul-betul terjadi. Tentu saja hal ini berbeda dengan orang-orang yang
mengklaim diri pernah terangkat ke sorga, karena peristiwa terangkatnya mereka
ke sorga tidak didukung oleh bukti-bukti yang kuat.
Maka dalam
artikel ini kami akan memaparkan fakta-fakta kebenaran dari kenaikan Yesus
Kristus ke sorga, di mana ada banyak bukti kuat yang menyatakan kebenarannya,
sehingga tidak perlu diragukan lagi kebenarannya.
I. BUKTI
PERTAMA: YESUS MENUBUATKAN KENAIKAN-NYA DAN BETUL TERJADI
Ketika Yesus
masih bersama-sama dengan murid-murid-Nya, Ia berkali-kali mengatakan bahwa Ia
akan mati dan akan kembali kepada Bapa di sorga. Hal ini terlihat jelas di
Yohanes 15:18-27, di mana Yesus mengatakan bahwa Ia dan Bapa berasal dari satu
tempat, yakni sorga.
Kemudian
perkataan Yesus mulai mengerucut kepada nubuat-Nya, di mana Ia akan terangkat
ke sorga. Yohanes 16:1-15 mengisahkan bahwa Yesus menjelaskan alasan Ia harus
kembali ke sorga, supaya Penghibur (Roh Kudus) dapat diutus kepada
murid-murid-Nya.
Ulangan
18:20-22 memberikan bekal kepada kita untuk menguji nubuat, apakah nubuat
tersebut palsu atau berasal dari Tuhan. Di sana dicatat bahwa nubuat palsu
adalah nubuat yang diucapkan namun tidak terjadi. Dengan kata lain, sebuah
nubuat yang telah diucapkan harus terjadi, apabila tidak terjadi maka itu
adalah nubuat palsu.
Yesus
menubuatkan kenaikan-Nya ke sorga kepada murid-murid-Nya, dan hal itu dicatat
di dalam Injil untuk menjadi sebuah bukti tertulis, dan hal itu betul terjadi,
sehingga Yesus tidak memberikan nubuat palsu atas diri-Nya sendiri.
Tidak ada
seorang manusiapun dapat menubuatkan kenaikannya ke sorga, selain Yesus Kristus
sendiri. Maka itu di sinilah letak perbedaan antara Yesus Kristus dengan
manusia. Yesus menubuatkan kenaikan-Nya, sementara manusa tidak ada yang
demikian.
II. BUKTI
KEDUA: ADA BANYAK SAKSI MATA
Sebuah
perkara bisa dinyatakan keasliannya apabila disertai oleh beberapa saksi mata.
Ulangan 19:15 berkata, “Satu orang saksi saja tidak dapat menggugat seseorang
mengenai perkara kesalahan apapun atau dosa apapun yang mungkin dilakukannya;
baru atas keterangan dua atau tiga orang saksi perkara itu tidak disangsikan.”
Paulus
berpesan kepada anak rohaninya, Timotius, untuk mencari dua atau tiga orang
saksi bila menerima tuduhan atas seorang penatua (1 Tim. 5:19), Paulus berpesan
kepada jemaat di Korintus untuk mencari dua atau tiga orang saksi untuk
mensahkan sebuah perkara (2 Kor. 13:1).
Penulis
kitab Ibrani juga berpesan bahwa apabila ada orang yang menolak hukum Musa,
maka orang itu akan dihukum tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga
orang saksi (Ibr. 10:28). Bahkan Yesus Kristus sendiri juga menyatakan hal yang
sama, di mana untuk mencari kebenaran akan sebuah perkara dibutuhkan dua atau
tiga orang saksi (Mat. 18:16).
Dengan
demikian, dapat kita simpulkan bahwa standar pada zaman itu untuk mensahkan
sebuah peristiwa diperlukan adanya dua sampai tiga orang saksi mata. Tidak ada
perkara dapat dinyatakan kebenarannya tanpa adanya dua atau tiga orang saksi
mata.
Ketika Yesus
terangkat ke sorga, ada banyak saksi mata yang berada di lokasi kenaikan-Nya.
Kitab Kisah Para Rasul mencatat di mana kesebelas murid Yesus menjadi saksi
atas kenaikan-Nya ke sorga (Kis. 1:1-9). Kesebelas murid Yesus melihat
bagaimana Yesus terangkat ke sorga, hanya Yudas Iskariot saja yang tidak ada di
sana karena ia sudah meninggal akibat bunuh diri (Mat. 27:5).
Menurut
standar jumlah saksi mata pada zaman itu, kesebelas murid Yesus sudah memenuhi
syarat, bahkan lebih dari cukup, untuk mensahkan peristiwa kenaikan Yesus ke
sorga. Dengan demikian, kita bisa pastikan bahwa Yesus betul-betul naik ke
sorga karena ada banyak saksi mata yang menyatakan kebenarannya.
III. BUKTI
KETIGA: TERJADI PADA SIANG HARI
Ketika Yesus
terangkat ke sorga, kondisi waktu pada saat itu adalah siang hari. Kisah Para
Rasul 1:9 berkata, “Sesudah Ia (Yesus) mengatakan demikian, terangkatlah Ia
disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.” Apabila
Yesus terangkat pada malam hari, tentu awan tidak akan terlihat dengan jelas,
sehingga penceritaan kenaikan Yesus di Kisah Para Rasul pasti tidak sedetail
itu, di mana disebutkan “awan menutup pandangan mereka.”
Dari
informasi ini, kita bisa perhatikan bahwa peristiwa kenaikan Yesus ke sorga
terjadi pada siang hari, di mana semua orang bisa melihat peristiwa tersebut,
sehingga tingkat kesilapannya sangat rendah. Apabila peristiwa tersebut terjadi
pada malam hari, maka hal itu akan menyulitkan para saksi mata untuk memberi
kesaksian karena minimnya pencahayaan pada zaman itu, sehingga tingkat
kesilapannya menjadi sangat tinggi.
IV. BUKTI
KEEMPAT: TERJADI DI RUANG TERBUKA
Kisah Para
Rasul 1:12 mencatat, “Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit
yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari
Yerusalem.” Di sana dicatat bahwa Yesus terangkat ke sorga terjadi di sebuah
bukit yang dinamakan Bukit Zaitun, yaitu sebuah bukit yang jaraknya tidak jauh
dari Yerusalem.
Lukas
24:50-51 juga mencatat lokasi kenaikan Yesus ke sorga, “Lalu Yesus membawa
mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan
memberkati mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah
dari mereka dan terangkat ke sorga.”
Dari dua
bagian Alkitab ini telah dinyatakan lokasi kenaikan Yesus ke sorga yakni di
sebuah bukit di luar kota Yerusalem, dekat dekat dengan kota Betania. Apabila
kita memperhatikan letak geografis kota Yerusalem dan kota Betania, maka kita
akan melihat bahwa ada sebuah pebukitan yang membatasi kedua kota itu, dan
pebukitan itu dinamakan bukit Zaitun.
Dua bagian
Alkitab di atas telah membuktikan bahwa peristiwa Yesus terangkat ke sorga
mengambil tempat bukan di tempat tertutup, melainkan di tempat terbuka sehingga
banyak orang bisa melihat peristiwa tersebut.
Dengan kata
lain, peristiwa Yesus terangkat ke sorga bukanlah sebuah rahasia yang terjadi
di tempat tersembunyi, misalnya di dalam rumah atau di tempat tertutup lainnya,
sehingga tidak ada yang mengetahuinya. Tetapi Yesus dengan sengaja memilih
tempat terbuka agar banyak orang bisa melihat dan meyakininya.
V. BUKTI
KELIMA: RASUL PAULUS MENGKONFIRMASINYA
Rasul Paulus
adalah seorang rasul yang disahkan oleh Gereja Yerusalem, di mana ia diutus
untuk melayani orang-orang non-Yahudi di luar tanah Israel. Rasul Paulus adalah
seorang yang terdidik, kritis, dan cerdas, sehingga perkataannya pasti terjamin
karena ia tahu bahwa setiap perkataannya pasti harus bisa
dipertanggungjawabkan.
Dalam
suratnya kepada jemaat di Roma, rasul Paulus menyinggung tentang posisi Yesus
yang ada di sorga (Rm. 10:6). Di sana rasul Paulus berkata, “’Jangan katakan di
dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?’, yaitu: untuk membawa Yesus turun.”
Apabila rasul Paulus tidak percaya Yesus terangkat ke sorga, tentu di bagian
ini ia tidak akan menyinggung lokasi keberadaan Yesus pasca kebangkitan-Nya.
Selain
kepada jemaat di Roma, Paulus juga mengkonfirmasi kenaikan Yesus ke sorga
kepada jemaat di Efesus (Ef. 4:8-10) dan kepada Timotius, anak rohaninya (1
Tim. 3:16). Dengan demikian, Paulus telah menjadi saksi tambahan di luar
murid-murid Yesus untuk mensahkan bahwa Yesus benar-benar terangkat ke sorga.
VI. BUKTI
KEENAM: MALAIKAT MENGKONFIRMASINYA
Hari
Kenaikan Yesus Kristus diperingati oleh seluruh umat Kristen sebagai hari
penantian akan kedatangan Yesus kembali untuk menjemput kita untuk dibawa masuk
ke sorga. Karena ada kenaikan, maka akan ada kedatangan Yesus kembali seperti
yang dikatakan oleh dua malaikat di dalam Kitab Kisah Para Rasul.
Kitab Kisah
Para Rasul 1:9-11 berkata, “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia
disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika
mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua
orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: ‘Hai
orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang
terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama
seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.’”
Pada bagian
ini kita mendapatkan sebuah bukti yang luar biasa, yakni sebuah bukti
supranatural, di mana makhluk sorgawi menjadi saksi mata akan kenaikan Yesus ke
sorga. Dengan kata lain, makhluk-makhluk sorgawi mengkonfirmasi kenaikan Yesus
ke sorga.
VII. BUKTI
KETUJUH: ROH KUDUS MENGKONFIRMASINYA
Sepuluh hari
sesudah Yesus terangkat ke sorga, terjadilah sebuah peristiwa yang luar biasa
di kota Yerusalem, di mana murid-murid Yesus yang berkumpul di ruang atas
mendapat pencurahan Roh Kudus. Peristiwa ini dikenal oleh kita dengan hari
Pentakosta.
Pada hari
Pentakosta itu, semua orang Yahudi dari seluruh penjuru dunia berkumpul di
Yerusalem untuk memperingati hari raya Pentakosta. Hari raya Pentakosta adalah
hari raya terpenting kedua bagi orang Yahudi karena mereka meyakini bahwa pada
hari tersebut bangsa Israel mendapat Sepuluh Perintah Allah yang ditulis oleh
Allah ke atas dua loh batu yang dibawa oleh Musa turun dari gunung Sinai.
Peristiwa ini terjadi sesudah lima puluh hari Musa memimpin bangsa Israel
keluar dari tanah Mesir. Maka dari itu, adalah sebuah kewajiban bagi semua
orang Israel merayakan hari raya ini (Im. 23:21; Kel. 23:16-17; Ul. 16:16).
Pada
perayaan Pentakosta saat itu, yakni sepuluh hari sesudah Yesus terangkat ke
sorga, murid-murid Yesus tinggal di Yerusalem untuk menantikan janji Yesus akan
datangnya Roh Kudus (Luk. 24:49; Yoh. 14:16; Kis. 2:33). Kisah Para Rasul
2:1-13 mencatat dengan detail peristiwa dicurahkannya Roh Kudus kepada
murid-murid Yesus, di mana mereka berbahasa bahasa-bahasa asing yang mereka
tidak pahami. Bahasa-bahasa asing itu dipahami oleh orang-orang Yahudi yang
sedang berkumpul di Yerusalem karena mereka adalah orang-orang Yahudi yang
merantau keluar dari Israel.
Para murid
mengagungkan Allah dengan bahasa-bahasa yang dipakai oleh orang-orang Yahudi
sesuai dengan bahasa daerah perantauan mereka masing-masing. Maka dari itu,
tentulah hal ini mengejutkan mereka semua.
Dengan
demikian, genaplah nubuat Yesus tentang kenaikan-Nya ke sorga, di mana Ia akan
meninggalkan murid-murid-Nya untuk kembali kepada Bapa di sorga, tetapi Ia
tidak akan meninggalkan mereka sebagai yatim piatu tetapi akan memberikan
seorang Penolong untuk mendampingi murid-murid-Nya (Yoh. 14:16-20).
PENUTUP
Peristiwa
kenaikan Yesus ke sorga bukanlah sebuah dongeng atau sebuah legenda yang
tujuannya adalah untuk menghibur anak-anak kecil, melainkan sebuah peristiwa
yang betul-betul terjadi. Kenaikan Yesus ke sorga disertai dengan banyak bukti
sehingga peristiwa ini tidak perlu diragukan lagi.
Hal ini
berbeda dengan kisah-kisah orang yang mengklaim diri bahwa mereka pernah naik
ke sorga, entah dengan burung buraq, atau dalam mimpi, atau dalam keadaan koma,
dan sebagainya. Yesus terangkat ke sorga adalah peristiwa yang betul-betul
terjadi karena telah dibuktikan dengan tujuh fakta.
Lebih
daripada itu, peristiwa kenaikan Yesus ke sorga harus diperingati bukan sebagai
sebuah peristiwa nyata saja, tetapi harus diperingati sebagai sebuah
pengharapan akan masa depan yang indah. Kenaikan Yesus ke sorga mengandung
makna bahwa Yesus pergi ke rumah Bapa untuk menyiapkan tempat bagi kita, dan Ia
akan datang kembali untuk membawa kita ke rumah Bapa (Yoh. 14:1-3).