Nomor : 0301.A2/SKP/SKP-KPS/KINGMI/XII/2018
TENTANG
WILAYAH PELAYANAN GEREJA KEMAH INJIL (KINGMI) KOORDINTOR NDUGA SEBAGAI
DAERAH OPERASI MILITER ANTARA TNI/POLRI DAN TPNPB/OPM
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadapan Tuhan
Yang Mahakuasa! Maka Departemen Keadilan dan
Perdamaian Koordinator Puncak Selatan pada hari ini Sabtu, 22 Desember 2018 di
Halaman Gereja Kemah Injil (KINGMI) Jemaat Bahtra di Timika:
MENIMBANG :
a.
Bahwa Operasi militer
ialah sebuah aksi perencanaan dan pengaturan angkatan militer. Operasi militer
sering melibatkan operasi udara,
operasi darat, dan operasi laut;
b.
Bahwa tanggal 1 Desember 2018 Tentara Pasukan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua
Merdeka (OPM) melaksanakan Upacara Penyibaran Bendera Bintang Fajar;
c.
Bahwa tanggal 2 Desember 2018 Tentara
Pasukan Nasional Papua Barat (TPNPB) menembak mati 16 Orang karyawan PT Istaka
Karya;
d.
Bahwa 3-4
Desember 2018, aparat TNI dan Polisi mengalami kendala evakuasi korban akibat
TPNPB memblokade jalan. Dan selama dua hari itu TPNPB menguasai tempat kejadian
penyerangan dan menduduki wilayah itu. TNI dan Polisi mencoba evakuasi korban
jalur darat tidak dapat terjadi. Kemudian pada tanggal 5 TNI Polri berhasil
terobos jalan yang diblokade dan menuju tempat kejadian.
e.
Bahwa 5-7
Desember 2018, Gabungan TNI Polri berhasil evakuasi 16 mayat yang telah korban penembakan.
f.
Bahwa Serangan
lewat udara dilakukan menggunakan
helicopter di Distrik Yigi, Distrik Yal, Distrik Nirkuri dan Distrik Mbua 6 warga sipil penduduk
pribumi dikabarkan terkena, 2 diantaranya tewas
termasuk anggota Majelis Gereja KINGMI Jemaat Imanuel Mbua atas nama Yulianus
Tabuni dan tewas dan lainnya mengalami luka-luka kritis.
g.
Bahwa Distrik Yigi, Distrik Yal, Distrik Nirkuri dan Distrik
Mbua adalah basis pelayanan Gereja Kemah Injil (KINGMI) di
Tanah Papua yang mempunyai 34 Gereja KINGMI Koordinator Nduga.
h.
Bahwa
masyarakat/Jemaat ke-34 Gereja KINGMI masih bersembunyi dihutan-hutan sampai
hari ini.
I. Bahwa kemungkinan besar ke-34 Gereja KINGMI tidak akan merayakan natal di gereja karena TNI/POLRI dan TPNPB/OPM sedang melancarkan penyisiran di Wilayah itu dijadikan sebagai Daerah Operasi Militer antara TPNPB/OPM dan TNI/POLRI.
I. Bahwa kemungkinan besar ke-34 Gereja KINGMI tidak akan merayakan natal di gereja karena TNI/POLRI dan TPNPB/OPM sedang melancarkan penyisiran di Wilayah itu dijadikan sebagai Daerah Operasi Militer antara TPNPB/OPM dan TNI/POLRI.
MENGINGAT :
Landasan
Alkitab :
1. Allah
melarang kita. Supaya jangan kita saling membunuh. (Keluaran, 20:13). Kalau
kita saling membunuh diantara kita, maka Allah menghukum kita kedalam lautan
api (Wahyu, 21:8)
2. Yesus
Kristus melarang kita supaya jangan saling membunuh (Matius, 19:18). Karena
dosa Pembunuhan ini Dia merelakan diri-Nya mati di kayu salib (1Petrus, 2:24).
Jika kita giat membunuh sesama kita, kita menghina kematian-Nya. Kita
meremehkan kasih-Nya kepada kita. Jika kita tidak bertobat, maka Dia akan
membunuh kita dalam lautan api yang kekal (2Korintus, 5:10; Wahyu, 20:15)
3. Pembunuhan
adalah suatu kebencian kita terhadap sesama kita (1Yohanes, 3:15). Membenci
berarti membunuh. Allah melarang kita supaya tidak membenci orang lain. Kita
patut mengasihi orang lain sama seperti diri kita sendiri.
4. Iblis
ialah bapak pembunuh manusia dari sejak semula (Yohanes, 8:44), maka waktu
Yesus datang kedua kali para malaekat Tuhan mengikat Iblis dengan semua
pengikut pembunuh manusia di lemparkan kedalam siksaan yang kekal dalam lautan
api (Wahyu, 21:8).
MENCACAT :
Sejarah
kekerasan di Tanah Papua Barat sudah dicatat:
1. Presiden Suharto pada tanggal 19 Desember 1961 adalah
awal dijadikan Papua sebagai Daerah Operasi Militer.
2. Operasi
Sadar, dimulai tahun 1965 dan berakhir setelah dua tahun banyak yang korban saat itu;
3. Operasi
Barathayuda, dimulai tahun 1967. Melalui operasi ini dikabarkan 3.500 orang
Papua meninggal;
4. Operasi
Wibawa (Operasi Otoritas), tahun 1969. Elieser Bonay, gubernur pertama Provinsi
Papua, menyebutkan sekitar 30.000 masyarakat Papua mengalami pembunuhan oleh
militer Indonesia antara tahun 1963 dan 1969.
5. operasi
militer pada tahun 1977, sasaran utamanya di Jayawijaya. Dalam operasi itu
sekitar 12. 397 masyarakat Papua dibunuh;
6. Operasi
Sapu Bersih I dan II, diawali tahun 1981. Dalam operasi ini sedikitnya 1.000
orang di Kabupaten Jayapura dan 2.500 di Kabupaten Paniai telah terbunuh;
7. pada
tahun 1982 militer Indonesia mulai meluncurkan Operasi Galang I dan II. Dalam
operasi ini sedikitnya ribuan masyarakat Papua telah terbunuh;
8. Operasi
Militer Tumpas. Yang dimulai tahun 1983 dan 1984 banyak jiwa yang jatuh korban;
9. Operasi
Mapenduma. Operasi ini dilakukan tahun 1996. Sedikitnya 35 orang ditembak mati,
14 perempuan diperkosa, 13 gereja dimusnahkan dan 166 rumah dibakar. Ketika itu
123 masyarakat sipil meninggal dunia karena sakit dan kelaparan di hutan.
10. operasi
militer yang diselenggarakan pada tahun 2001 di Kabupaten Manokwari. Dalam
operasi ini 4 orang terbunuh, 6 lainnya mengalami penyiksaan, 1 perempuan
diperkosa, dan 5 orang tidak ditemukan;
11. operasi
militer yang diluncurkan antara bulan April dan November 2003 di Wamena,
Jayawijaya dan sekitarnya. Ditutup dengan lingkaran penjagaan di seluruh
wilayah. Akses kelompok kerja gereja dan pekerja HAM ditolak selama operasi.
Dalam operasi itu 9 orang terbunuh, 38 orang mengalami penyiksaan dan 15
lainnya ditahan secara sewenang-wenang. Ribuan masyarakat dari 25 kampung mengalami
pengungsian, disertai kematian sekitar 42 orang yang mengungsi. Aparat militer
juga membakar rumah, gedung gereja, sekolah dan pos kesehatan seluruh kampung
itu;
12. operasi
militer yang diselenggarakan di Kabupaten Puncak Jaya pada tahun 2004. Sedikitnya
6.000 orang Papua dari 27 kampung sekitarnya mengungsi di hutan, sekitar 35
orang (termasuk 13 lainnya anak-anak) meninggal di kamp dimana mereka
mengungsi. Seluruh wilayah itu dikuasai pasukan militer dan melarang serta
membatasi kelompok kerja kemanusiaan.
13. Tim Gabungan Militer
Indonesia demi kepentingan PT. Freeport Indonesia menembak mati Kelly Kwalik
pada 16 Desember 2009;
14. POLDA Papua menembak
mati Mako Tabuni Ketua I KNPB Pusat di Jayapura ada tanggal 16 Juni 2012.
15. Tim
Gabungan Militer Indonesia juga menembak mati Hubertus Mabel Ketua Keamanan
KNPB Pusat di Wamena pada tanggal 16 Desember 2014
16. Militer Republik
Indonesia juga membunuh dan memasukan jenazahnya Ketua KNPB Sorong Martinus
Yohame dan di buang di dalam laut pada tanggal 20 Agustus 2014.
17. Aparat
Militer juga menembak mati para pelajar Paniai pada tanggal 8 Desember 2014; 1. Simon Degei berusia
18 tahun. 2.
Otianus Gobai. Berusia
18 tahun. 3.
Alfius Youw berusia 17 tahun. 4. Yulian Yeimo berusia 17 tahun. 5.
Abia Gobay berumur
17 tahun.
MENGAMPUNI :
Atas nama
seluruh umat Tuhan ditanah Papua kami melepaskan pengampunan kepada:
a.
Kepada Negara
Belanda yang mendeklarasikan 1 Desember 1961 sebagai hari Papua Merdeka dan
tidak mengurus secara baik sehingga banyak orang Papua jatuh korban dari zaman
ke zaman.
b.
Kepada Negara Amerika Serikat
yang memainkan Politik Ekonomi demi kepentingan PT. Freeport sehingga banyak
orang Papua jatuh korban dari zaman ke zaman.
c.
Kepada PBB hokum Internasional
dalam PEPERA 1969 di Papua sehingga orang Papua dari zaman ke zaman jatuh
korban.
MENUNTUT :
a. Kepada PBB, Belanda, Indonesia, ULMWP, TNI/POLRI,
TPNPB/OPM segera duduk saling memaafkan satu dengan lain, mencari solusi untuk
penyelesaian pelurusan sejarah bangsa Papua.
b. Kepada Bapak Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (ABRI) Presiden Republik Indonesia Yoko Widodo agar segera
menarik seluruh pasukan non organic maupun organic dari Nduga dan seluruh Tanah
Papua.
MENOLAK :
PERTAMA : BAHWA
WILAYAH PELAYANAN GEREJA KEMAH INJIL (KINGMI) KOORDINTOR NDUGA SEBAGAI DAERAH
OPERASI MILITER ANTARA TNI/POLRI DAN TPNPB/OPM.
KEDUA : BAHWA SEGERA MENARIK SELURUH PASUKAN
NON ORGANIC MAUPUN ORGANIC DARI NDUGA DAN SELURUH TANAH PAPUA.
KETIGA : BAHWA SURAT PENOLAKAN
PENGDOROPAN MILITER ORGANIK DARI NDUGA DAN
SELURUH TANAH PAPUA UNTUK DI MENJAGA UMAT TUHAN DARI PEMBANTAIAN.
Demikianlah Surat Penolakan Wilayah Pelayanan Gereja Kemah Injil (Kingmi) Koordintor Nduga Sebagai
Daerah Operasi Militer Antara TNI/POLRI DAN TPNPB/OPM dan atas perhatiannya
disampaikan terima kasih. Tuhan berkati.
Timika, 22 Desember 2018
DEPARTEMEN KEADILAN DAN PERDAMAIAN
KOORDINATOR PUNCAK SELATAN
TTD
PDT. DESERIUS ADII, S.TH
FOTO-FOTO AKSI EBAMUKAI DAN PEMBACAAN SURAT PENOLAKAN JADIKAN DAERAH OPERASI MILITER ANTARA TNP/OPM DENGAN TNI/POLRI DI NDUGA