“Akan
tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu
goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu
mereka semua ” Kisah Para Rasul 16:26.
Filipi,
suatu kota di daerah Makedonia, merupakan salah satu tujuan Rasul Paulus dan
rekannya Silas dalam pelayanan misi mereka. Seperti halnya di tempat lain, di
kota ini Paulus juga mendapat tentangan dari orang-orang yang tidak suka akan
pemberitaan injil. Bahkan mereka ditangkap dan didera, kemudian dimasukkan ke
dalam penjara.
“Setelah
mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara
diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan
perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah
dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.” Kis 16:23-24
Keadaan
ini tidak mempengaruhi semangat Paulus dalam mengikut Yesus ataupun
memberitakan injil. Bahkan kita akan melihat bahwa belenggu maupun penjara
tidak dapat membungkam dan menghalangi pelayanan mereka.
Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak sekali belenggu dosa maupun masalah yang mengikat
kehidupan kita. Bahkan hidup kita seperti terpenjara, sehingga kita merasa
bahwa kita tidak sanggup lagi berbuat apa-apa. Pengharapan hilang ditelan oleh
keadaan maupun kondisi yang dialami.
Pekerjaan
yang tidak menentu, orang-orang di sekeliling yang membenci kita, keuangan yang
selalu berkekurangan, rumah tangga maupun keluarga yang selalu bermasalah,
teman pelayanan yang juga selalu bertentangan dengan kita; semuanya itu yang
selalu kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi keadaan ataupun masalah
yang terjadi tidak boleh menghalangi kita untuk tetap setia di dalam Tuhan.
Jangan sampai kondisi tersebut justru membelenggu bahkan memenjarakan hidup
kita sehingga kita tidak dapat berbuat maksimal bagi kemuliaan nama Tuhan.
Berikut
rahasia dari Rasul Paulus sehingga dia dapat terlepas dari belenggu dan
penjara:
1.
DOA DAN PUJI-PUJIAN
“Tetapi
kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian
kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.” Kis 16:25.
Penjara
tidak membuat Paulus dan Silas bersedih, muram, menangis, putus asa ataupun
stres.Tetapi mereka justru menaikkan doa dan puji-pujian kepada Allah. Dipenjara
ataupun tidak, tidak menjadi alasan bagi Paulus untuk berhenti berdoa atau
memuji Tuhan. Dalam segala keadaan dia tetapi bersyukur kepada Allah, baik
dalam keadaan senang maupun susah.
Puji-pujian
yang dinaikkan akan membawa kekuatan bagi hidup kita. Terlebih lagi jika kita
berada dalam suatu masalah. Ada kuasa di dalam puji-pujian. Tuhan bertahta di
atas puji-pujian kita (Maz 22:4).
Bahkan lewat doa dan puji-pujian, kita akan terlepas dari belenggu dan penjara yang mengurung hidup kita.
Bahkan lewat doa dan puji-pujian, kita akan terlepas dari belenggu dan penjara yang mengurung hidup kita.
“Akan
tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu
goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu
mereka semua. ” Kis 16:26
2.
MEMPERERAT HUBUNGAN DENGAN TUHAN
“Yang
kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya,
supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Fil 3:10-11.
Penderitaan
yang dialami Paulus tidak membuat dirinya berhenti untuk mengenal Tuhan. Setiap
derita dan aniaya yang dialaminya membuat Paulus lebih mengenal Allahnya.
Paulus tahu bahwa pengenalan akan Tuhan merupakan suatu hal yang melebihi
segalanya. Dan pengenalan akan Tuhan merupakan suatu harta yang begitu berharga
yang jauh lebih bernilai dibandingkan segala apapun yang ada di dunia ini.
Oleh
sebab itu, penjara tidak membuat Paulus bersedih, karena dia tahu bahwa dia
memiliki sesuatu yang sangat berharga dalam dirinya. Dan Paulus tidak mau
melepaskan hal itu, bahkan dia ingin lebih lagi mengenal Kristus agar dia dapat
memperoleh mahkota yang sudah disiapkan baginya.
Masalah
maupun pencobaan diijinkan Tuhan bagi hidup kita agar kita dapat lebih mengenal
dan mendekat kepada Tuhan. Sakit penyakit, kebangkrutan, kegagalan dan bahkan
pergumulan bertahun-tahun terjadi dalam hidup kita agar kita dapat lebih lagi
mempererat hubungan kita dengan Tuhan.
Dan
ketika kita semakin intim lagi dengan Dia, maka tidak ada yang dapat
menghalangi dan membelenggu semangat hidup kita, oleh karena sesuatu yang
berharga telah menjadi bagian dalam hidup kita. Dan kita tahu pasti bahwa
setiap janjiNya akan digenapi dalam hidup kita.
“Siapa
gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang
kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan
bagianku tetaplah Allah selama-lamanya. ” Maz 73:25-26
3.
BERPIKIR POSITIF
“Jadi
akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil,
semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang
disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Fil 4:8.
Aniaya
dan penjara bisa saja membuat Paulus merasa putus asa. Dia bisa saja kecewa dan
protes kepada Tuhan. Dan sebagai manusia, dia juga bisa saja mengeluh dan bersungut-sungut.
Tetapi yang kita lihat justru segala sesuatu yang positif keluar dari mulutnya.
Dia tahu bahwa pikiran yang positif akan membawa dia kepada kemenangan.
Ketika
bangsa Israel berada di padang gurun untuk menuju ke tanah perjanjian, banyak
dari mereka yang bersungut-sungut atas keadaan yang mereka alami. Sebagian dari
bangsa Israel yang bersungut-sungut ini tidak dapat masuk ke dalam tanah
perjanjian (Bil 14:27-30).
Ketika kita berpikiran negatif, menggerutu, mengomel dan mengeluh, maka kita sedang melepaskan berkat yang sebenarnya sudah menjadi bagian kita.
Ketika kita berpikiran negatif, menggerutu, mengomel dan mengeluh, maka kita sedang melepaskan berkat yang sebenarnya sudah menjadi bagian kita.
Marilah
kita senantiasa berpikiran positif dalam keadaan seburuk apapun yang kita
alami. Dengan demikian maka berkat Tuhan akan mengalir bagi kita. Masalah
maupun pencobaan apapun tidak dapat membelenggu hidup kita yang senantiasa
berpikiran positif. Kita akan terus melangkah maju meraih kemenangan demi
kemenangan.
“Dan
apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah
kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah
sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Fil 4:9
Rasul
Paulus memberikan teladan yang begitu berharga bagi kita semua. Dia melakukan
segala kehendak Bapa di surga dalam setiap langkah hidupnya. Penjara dan aniaya
tidak dapat membelenggu hidupnya. Bahkan ketika dia tetap menjaga hidupnya
murni di hadapan Tuhan, nama Tuhan semakin dimuliakan.
Demikian
juga kita sebagai umat Tuhan, kita harus tetap menjaga hati kita di hadapan
Tuhan. Ketiga rahasia di atas akan membawa kita untuk terlepas dari masalah
apapun yang membelenggu kehidupan kita.